Jasa ekspedisi samarinda baubau
Jasa ekspedisi samarinda baubau merupakan salah satu rute terbaik dan terpopuler yang menghubungkan Provinsi Kalimantan Timur dengan provinsi Sulawesi Tenggara.
Jasa ekspedisi samarinda baubau yang dikelola oleh NAKULLE dapat digunakan untuk melakukan pengiriman logistik dan kargo yang cepat, aman, dan harga ongkir yang terjangkau.
Jasa ekspedisi samarinda baubau telah mendongkrak pertumbuhan ekonomi kedua wilayah ini dari waktu ke waktu. Hal ini karena NAKULLE mampu menjangkau dan melayani semua lapisan masyarakat, mulai dari pengiriman dari individu, UMKM, usaha menengah, bahkan sampai perusahaan besar sekalipun.
Nah, dalam artikel ini kita juga akan membahas apa-apa saja fakta menarik kota Samarinda dan Baubau. Informasi ini bisa menjadi rujukan bagi anda para pegiat bisnis untuk memulai analisa market di dua kota yang lagi naik daun di Indonesia ini.
Yang pertana kita akan membahas kota Samarinda. Perlu anda ketahui bahwa Samarinda adalah ibu kota provinsi Kalimantan Timur dan merupakan kota dengan penduduk terbesar di seluruh Pulau Kalimantan dengan jumlah penduduk sekitar 812,597 jiwa.
Samarinda memiliki wilayah seluas 718 km² dengan kondisi geografi daerah berbukit dengan ketinggian bervariasi dari 10 sampai 200 meter dari permukaan laut. Kota ini dibelah oleh Sungai Mahakam dan menjadi gerbang menuju pedalaman Kalimantan Timur melalui jalur sungai, darat maupun udara. Dengan luas wilayah yang hanya sebesar 0,56 persen dari luas Provinsi Kalimantan Timur, Kota Samarinda merupakan wilayah terkecil ketiga setelah Kota Bontang dan Kota Balikpapan. Ditinjau berdasarkan batas wilayahnya, Kota Samarinda seluruhnya dikelilingi oleh Kabupaten Kutai Kartanegara.
tradisi lisan penduduk Samarinda menyebutkan, asal-usul nama kota Samarindah adaah “Samarendah” yang dilatarbelakangi oleh posisi sama rendahnya permukaan Sungai Mahakam dengan pesisir daratan kota yang membentenginya.
Tempo dulu, setiap kali air sungai pasang, kawasan tepian kota selalu tenggelam. Selanjutnya, tepian Mahakam mengalami pengurukan/penimbunan berkali-kali hingga kini bertambah 2 meter dari ketinggian semula.
Oemar Dachlan mengungkapkan, asal kata “sama randah” dari bahasa Banjar karena permukaan tanah yang tetap rendah, tidak bergerak, bukan permukaan sungai yang airnya naik-turun. Ini disebabkan jika patokannya sungai, maka istilahnya adalah “sama tinggi”, bukan “sama rendah”. Sebutan “sama-randah” inilah yang mula-mula disematkan sebagai nama lokasi yang terletak di pinggir sungai Mahakam. Lama-kelamaan nama tersebut berkembang menjadi sebuah lafal yang melodius: “Samarinda”.
Itulah gambaran singkat mengenai kota Samarinda, ibu kota Provinwi Kalimantan Timur. Selanjutnya kita akan membahas tentang Baubau.
Kota Baubau adalah sebuah kota di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Baubau memperoleh status kota pada tanggal 21 Juni 2001 berdasarkan UU No. 13 Tahun 2001. Luas kota ini 295,072 km² dengan jumlah penduduk sekitar 167.519 jiwa.
Pada umumnya, kota Baubau memiliki permukaan yang bergunung, bergelombang dan berbukit-bukit. Di antara gunung dan bukit-bukit terbentang dataran yang merupakan daerah-daerah potensial untuk mengembangkan sektor pertanian. Secara kuantitatif komoditi-komoditi potensial yang diperdagangkan antar pulau melalui pelabuhan Baubau antara lain adalah hasil pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan, peternakan, hasil hutan dan industri.
Kota Bau-Bau dihuni oleh etnis yang beragam seperti suku Bugis, suku Makassar, Arab, Eropa, Cina, dan jepang. Etnis ini datang ke kota dengan tujuan dan kepentingan berbeda-beda. Pada umumnya kedatangannya atas dasar kepentingan ekonomi. Orang Jepang tinggal di Kota Baubau karena bermata pencaharian sebagai pengelola peternakan mutiara di pulau Muna. Sedangkan orang Cina kebanyakan bekerja sebagai pedagang di pusat pasar kota Bau-Bau.
Kota Baubau juga merupakan daerah penghubung Connecting Area antara Kawasan Barat Indonesia (KBI) dan Kawasan Timur Indonesia (KTI), selain itu bagi masyarakat daerah hinterland-nya, Kota Baubau berperan sebagai daerah akumulator hasil produksi dan distributor kebutuhan daerah tersebut, dengan penghubung menggunakan pelabuhan Fery ASDP, yaitu Pelabuhan Batulo.
Selain memiliki potensi kekayaan alam yang luar biasa, Baubau juga dapat dikatakan sebagai kota wisata karena banyak objek wisata ditemui di daerah ini. Kunjungan wisata di Kota Baubau dapat dibagi menjadi 2 jenis kunjungan utama, yaitu wisata Sejarah dan Wisata Alam.
Wisata sejarah berupa kunjungan wisata ke peninggalan sejarah dari Kesultanan Buton, berupa:
1. Benteng Keraton Buton dan Masjid Agung Keraton (Masigi Ogena)
2. Masjid Kuba dan Tiang Bendera (Kasuluna Tombi)
3. Rumah Adat (Malige), Badili (Meriam), Samparaja, Lawa dan Baluara.
Wisata alam yang bisa kalian nikmati berupa kunjungan melihat pemandangan alam yang indah, berupa: pantai, air terjun, gua, pemandian alam, perbukitan, dan masih banyak lagi.
Kota Baubau beriklim muson tropis (Am) dengan dua musim yang dipengaruhi oleh pergerakan angin muson, yaitu musim hujan dan musim kemarau dengan suhu udara berkisar 21 °C–33 °C. Musim hujan berlangsung cukup panjang yakni pada bulan November dan Mei, pada bulan–bulan tersebut angin barat yang bertiup dari Asia dan Samudera Pasifik mengandung banyak uap air, musim kemarau terjadi mulai bulan Juni sampai bulan Oktober, pada bulan-bulan ini angin timur yang bertiup dari Australia kurang mengandung uap air.
Kekayaan alam dan saling membutuhkannya dua kota ini menjadi alasan utama mengapa NAKULLE terus memberikan pelayanan terbaik untuk para customer rute Samarinda – baubau.
Artikel ini resmi ditulis oleh tim marketing Nakulle.id