Jasa Ekspedisi Samarinda Pohuwato
Jasa ekspedisi samarinda pohuwato yang dioperasikan oleh NAKULLE telah membantu masyarakat setempat untuk tetap bisa bertahan di sitasi pandemic covid 19 seperti sekarang ini. Hal ini dikarenakan NAKULLE tetap memberikanan pelayanan ekspedisi logistic dan kargo yang professional, aman, cepat, dan harga yang terjangkau.
Jasa ekspedisi samarinda pohuwato terus dikembangkan oleh NAKULLE karena melihat potensi besar di kedua wilayah ini, terutama pada potensi hasil bumi, pariwisata, dan UMKM yang terus menunjukkan trend positive dari tahun ketahun. Hadirnya NAKULLE telah membantu para pegiat bisnis dan masyarakat secara umum untuk mendapatkan akses pasar yang lebih luas dan potensial.
Jasa ekspedisi samarinda pohuwato milik NAKULLE sangat mudah untuk digunakan, anda hanya perlu menghubungi dan konsultasikan kebutuhan pengiriman anda kepada tim Customer Service NAKULLE di nomor whatsapp / call 0812-4342-5077.
Sebagai tambahan informasi, dalam artikel ini kita akan membahas mengenai dua kabupaten / kota yang dilayani oleh NAKULLE sebagai penyedia jasa logistic dan kargo terbaik di Indonesia, yakni kota Samarinda dan Kabupaten Pohuwato
Samarinda sendiri adalah ibu kota provinsi Kalimantan Timur dan samarinda merupakan kota dengan penduduk terbesar di seluruh Pulau Kalimantan dengan jumlah penduduk sekitar 812,597 jiwa. Samarinda memiliki wilayah seluas 718 km² dengan kondisi geografi daerah berbukit dengan ketinggian bervariasi dari 10 sampai 200 meter dari permukaan laut. Kota ini dibelah oleh Sungai Mahakam dan menjadi gerbang menuju pedalaman Kalimantan Timur melalui jalur sungai, darat maupun udara.
Tradisi lisan penduduk Samarinda menyebutkan, asal-usul nama kota Samarindah adaah “Samarendah” yang dilatarbelakangi oleh posisi sama rendahnya permukaan Sungai Mahakam dengan pesisir daratan kota yang membentenginya.
Tempo dulu, setiap kali air sungai pasang, kawasan tepian kota selalu tenggelam. Selanjutnya, tepian Mahakam mengalami pengurukan/penimbunan berkali-kali hingga kini bertambah 2 meter dari ketinggian semula.
Oemar Dachlan mengungkapkan, asal kata “sama randah” dari bahasa Banjar karena permukaan tanah yang tetap rendah, tidak bergerak, bukan permukaan sungai yang airnya naik-turun. Ini disebabkan jika patokannya sungai, maka istilahnya adalah “sama tinggi”, bukan “sama rendah”. Sebutan “sama-randah” inilah yang mula-mula disematkan sebagai nama lokasi yang terletak di pinggir sungai Mahakam. Lama-kelamaan nama tersebut berkembang menjadi sebuah lafal yang melodius: “Samarinda”.
Nah, setelah mendapat informasi terkait kota Samarinda di provinsi Kalimantan Timur, sekarang kita akan mengupas tuntas informasi yang berkaitan dengan kabupate Pohuwato di Provinsi Gorontalo, Indonesia.
Kabupaten Pohuwato atau Kabupaten Pahuwato adalah kabupaten yang terbentuk dari hasil pemekaran Kabupaten Boalemo. Kabupaten ini dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2003 tanggal 25 Februari 2003 yang ditandatangani oleh Presiden Megawati Soekarnoputri. Daerah ini unik karena dimekarkan dari daerah induk yaitu Kabupaten Boalemo yang saat itu baru berusia 3,5 tahun.
Nama Pohuwato dipilih sebagai nama kabupaten karena nilai historisnya. Pohuwato dulunya oleh Belanda diberi nama Paguat karena mereka sulit mengucapkan kata Pohuwato. Sekarang Paguat dipecah menjadi berbagai kecamatan yang membentuk kabupaten Pohuwato sekarang. Nama Pohuwato juga merupakan nama dialek Bahasa Gorontalo yang dituturkan di wilayah ini.
Kabupaten Pohuwato terdiri dari 13 kecamatan, 3 kelurahan, dan 101 Desa. Pada tahun 2017, Luas wilayahnya mencapai 4.244,31 km² dan jumlah penduduk 141.281 jiwa dengan sebaran penduduk 33 jiwa/km².
13 Kecamatan yang mendiami kabupaten ini diantaranya adalah kecamatan Buntulia, Dengilo, Duhiadaa, Lemito, Marisa, Paguat, Patilanggio, Popayato, Popayato Barat, Popayato Timur, Randangan, Taluditi, dan Wanggarasi.
Sejarah Kabupatan Pohuwato tidak dapat dipisahkan dari pembentukan Provinsi Gorontalo. Gorontalo pada zaman kolonial diberi nama Afdeling Gorontalo. Daerah ini dibagi menjadi beberapa onder afdeling seperti Onder Afdeling Boalemo yang terdiri dari Paguyaman, Tilamuta, dan Paguat. Daerah Paguat merupakan pengucapan Orang Belanda untuk Pohuwato. Paguat pada zaman Belanda terkenal dengan tambang emasnya. Perusahaan yang beroperasi misalnya Exploration Paguat Syndicate. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, Afdeling Gorontalo ditetapkan sebagai Kabupaten Gorontalo yang didalamnya terdapat Kawedanan Boalemo. Kemudian Kawedanan Boalemo berubah menjadi Pembantu Bupati Wilayah Kerja Paguat yang meliputi 5 Kecamatan yaitu: Paguyaman, Tilamuta, Paguat, Marisa, dan Popayato.
Selanjutnya pada tahun 1990an, Tokoh masyarakat dari 5 kecamatan tersebut bertemu di Tilamuta untuk membicarakan pembentukan Kabupaten baru. Hasilnya adalah, wilayah barat yaitu Marisa, Paguat, dan Popayato memilih ibukota di Marisa karena letaknya yang tepat di tengah sedangkan wilayah timur yaitu Paguyaman dan Tilamuta memilih ibukota di Tilamuta. Gubernur Sulawesi Utara menyarankan supaya Kabupaten Boalemo dibentuk terlebih dahulu tanpa mempermasalahkan ibukota agar pemekaran tidak tertunda, hal ini dikarenakan Kabupaten Gorontalo saat itu sangatlah luas dan akan diangkat statusnya menjadi provinsi baru.
hari demi hari berlalu, Tilamuta masih mempertahankan wilayahnya sebagai ibukota sedangkan Paguat, Popayato dan Marisa ingin segera pindah ibukota. Anggota DPRD Boalemo berangkat ke Jakarta untuk berkonsultasi dengan Departemen Dalam Negeri. Isu-isu provokatif juga berhembus di masyarakat. Untuk menghindari konflik, maka segera diputuskan bahwa akan segera dibentuk Kabupaten baru bernama Pohuwato. Nama Pohuwato dipilih sebagai nama kabupaten karena nilai historisnya. Nama Pohuwato juga merupakan nama dialek Bahasa Gorontalo yang dituturkan di wilayah ini.
Artikel ini resmi ditulis oleh tim marketing Nakulle.id