Jasa Ekspedisi Tarakan Makassar
Jasa ekspedisi tarakan makassar yang dioperasikan oleh NAKULLE telah berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi di kedua wilayah tersebut. Dua daerah ini merupakan pintu gerbang perdagangan dan transportasi laut di pulau Kalimantan dan Sulawesi. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa jalur tarakan – makassar sangat potensial untuk terus dikembangkan.
Jasa ekspedisi tarakan makassar milik NAKULLE memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat setempat dan pegiat bisnis di Kalimantan dan Sulawesi. Bagaimana tidak, di tengah situasi pandemi covid 19, NAKULLE tetap memberikan pelayanan berbasis RACOF ( Ramah dan sopan, Aman, Cepat, Ongkos yang adil, dan Fast respon) kepada seluruh customer di Indonesia, termasuk tarakan dan Makassar.
Jasa ekspedisi tarakan makassar bisa digunakan untuk melakukan pengiriman logistik dan kargo berupa hasil pertanian, perkebunan, bahan makanan, produk UMKM, aksesoris, kendaraan, bahan – bahan pokok rumah tangga, material bangunan, material industry, dan masih banyak lagi tergantung kebutuhan para customer.
Selain memberikan pelayanan pengiriman yang terbaik, NAKULLE juga memliki fituŕ layanan door to door untuk mempermudah masyarakat dalam melakukan pengiriman. Layanan ini memungkinkan customer tidak perlu repot membawa barang kiriman ke kantor NAKULLE. Cukup hubungi dan konsultasikan kebutuhan pengiriman anda kepada tim Customer Service NAKULLE, maka barang anda akan dijemput sesuai dengan titik lokasi yang ditetapkan.
Sebagai tambahan informasi, dalam artikel ini kita juga akan membahas mengenai fakta menarik dua daerah yang berhasil dihubungkan oleh NAKULLE, kota Tarakan dan Makassar.
Kota Tarakan adalah sebuah kota di Provinsi Kalimantan Utara, Indonesia dan juga merupakan kota terbesar di Kalimantan Utara. Kota ini memiliki luas wilayah 677,53 km² dan sesuai dengan data Badan Pusat Statistik 2021, kota Tarakan berpenduduk sebanyak 242.786 jiwa pada tahun 2020. Tarakan atau juga dikenal sebagai Bumi Paguntaka, berada pada sebuah pulau kecil. Semboyan dari Kota Tarakan adalah Tarakan Kota “BAIS” (Bersih, Aman, Indah, Sehat dan Sejahtera).
Kota Tarakan, yang secara geografis terletak pada 3°14’23” – 3°26’37” Lintang Utara dan 117°30’50” – 117°40’12” Bujur Timur, terdiri dari tiga pulau, yaitu Pulau Bunyu, Pulau Tarakan, dan Pulau Sadau. Kota Tarakan terdiri dari 4 kecamatan dan 20 kelurahan. 4 kecamatan tersebut diantaranya kecamatan Tarakan Barat, Tarakan Tengah, Tarakan Barat, dan Tarakan Utara.
Nah, setelah mendapatkan informasi terkait kota Tarakan, sekarang kita akan membahas kota metropolitan di pulau Sulawesi, kota Makassar.
Kota Makassar adalah ibu kota provinsi Sulawesi Selatan. Makassar merupakan kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur dan pada masa lalu pernah menjadi ibu kota Negara Indonesia Timur dan Provinsi Sulawesi. Makassar terletak di pesisir barat daya Pulau Sulawesi dan berbatasan dengan Selat Makassar di sebelah barat, Kabupaten Kepulauan Pangkajene di sebelah utara, Kabupaten Maros di sebelah timur dan Kabupaten Gowa di sebelah selatan.
Menurut Bappenas, Makassar adalah salah satu dari empat pusat pertumbuhan utama di Indonesia, bersama dengan Medan, Jakarta, dan Surabaya. Dengan memiliki wilayah seluas 175,77 km² dan jumlah penduduk lebih dari 1,5 juta jiwa, kota ini berada di urutan kelima kota terbesar di Indonesia setelah Jakarta, Surabaya, Bandung dan Medan. Secara demografis, kota ini tergolong tipe multi etnik atau multi kultur dengan beragam suku bangsa yang menetap di dalamnya, di antaranya yang signifikan jumlahnya adalah Suku Makassar, Bugis, Toraja, Mandar, Buton, Jawa, dan Tionghoa.
Kota Makassar terdiri dari 15 kecamatan dan 153 kelurahan. 15 kecamatan tersebut diantaranya, Biringkanaya, Bontoala, Kepulauan Sengkarrang, Makassar, Mamajang, Manggala, Mariso, Panakukang, Rappocini, Tallo, Tamalanrea, Tamalate, Ujung pandang, Ujung Tanah, Wajo.
Laju pertumbuhan ekonomi Kota Makassar berada di peringkat paling tinggi di Indonesia. Dalam lima tahun terakhir, rata-rata pertumbuhan ekonomi Kota Makassar di atas 9%. Bahkan pada tahun 2008, pertumbuhan ekonomi Kota Makassar mencapai angka 10,83%. Pesatnya pertumbuhan ekonomi saat itu, bersamaan dengan gencarnya pembangunan infrastruktur yang mendorong perputaran ekonomi, seperti pembangunan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, jalan tol dan sarana bermain kelas dunia Trans Studio di Kawasan Kota Mandiri Tanjung Bunga.
Pada triwulan II tahun 2019 saja, Makassar mendapatkan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) masing-masing sebesar Rp601,1 Miliar dan Rp 1 Trilliun. Penanaman Modal ini diserap 5 sektor yaitu sektor pertambangan dengan nilai paling besar yaitu Rp484,3 Miliar diikuti oleh sektor industri mineral non logal sebesar Rp377,1 Miliar, jasa lainnya sebesar Rp169,2 Miliar, sektor listrik, gas & air sebesar Rp164,7 Miliar dan sektor industri makanan sebesar Rp100,7 Miliar.
Makassar adalah Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan, yang terletak di bagian Selatan Pulau Sulawesi yang dahulu disebut Ujung Pandang, terletak antara 119º24’17’38” Bujur Timur dan 5º8’6’19” Lintang Selatan yang berbatasan sebelah Utara dengan Kabupaten Maros, sebelah Timur Kabupaten Maros, sebelah selatan Kabupaten Gowa dan sebelah Barat adalah Selat Makassar. Kota Makassar memiliki topografi dengan kemiringan lahan 0-2°(datar) dan kemiringan lahan 3-15° (bergelombang).
Nama Makassar sendiri sudah disebutkan dalam pupuh 14/3 kitab Nagarakretagama karya Mpu Prapanca pada abad ke-14, sebagai salah satu daerah taklukkan Majapahit. Walaupun demikian, Raja Gowa ke-9 Tumaparisi Kallonna (1510-1546) diperkirakan adalah tokoh pertama yang benar-benar mengembangkan kota Makassar. Ia memindahkan pusat kerajaan dari pedalaman ke tepi pantai, mendirikan benteng di muara Sungai Jeneberang, serta mengangkat seorang syahbandar untuk mengatur perdagangan.
Pada abad ke-16, Makassar menjadi pusat perdagangan yang dominan di Indonesia Timur, sekaligus menjadi salah satu kota terbesar di Asia Tenggara. Raja-raja Makassar menerapkan kebijakan perdagangan bebas yang ketat, di mana seluruh pengunjung ke Makassar berhak melakukan perniagaan di sana dan menolak upaya VOC (Belanda) untuk memperoleh hak monopoli di kota tersebut.
Your point of view caught my eye and was very interesting. Thanks. I have a question for you.