Jasa Ekspedisi Tarakan Nabire

Jasa ekspedisi tarakan nabire yang paling terkenal saat ini adalah perusahaan ekspedisi logistik dan kargo NAKULLE. Dengan tim yang profesional dan berpengalaman, NAKULLE telah mengambil hati masyarakat setempat dan para pegiat bisnis di pulau Kalimantan dan Papua.

Jasa ekspedisi tarakan nabire yang dikelola oleh NAKULLE memiliki sistem management pelayanan yang terbaik. Saat ini, NAKULLE menggunakan pelayanan berbasis RACOF (Ramah dan sopan, Aman, Cepat, Ongkos yang adil, dan Fast respon) kepada customer diseluruh Indonesia. Selain itu, para customer juga dapat menggunakan layanan door to door yang sangat membantu di situasi pandemi covid 19 seperti sekarang ini.

Jasa ekspedisi tarakan nabire memiliki kesamaan dengan jalur ekspedisi lainnya di Indonesia. Secara umum, ada 9 hal yang harus anda baca dan pahami sebelum menggunakan layanan ekspedisi terbaik dari NAKULLE.

  1. Biaya pengiriman sepenuhnya ditanggung oleh pengirim. Kecuali jika ada perjanjian bahwa biaya akan dibayarkan oleh pihak penerima.
  2. Pengirim dianggap sah apabila dibubuhi tandatangan atau stempel Nakulle Logistik
  3. Pengiriman Barang berharga sah apabila dicantumkan tanda terima Nakulle Logistik
  4. Dilarang mengirim barang – barang yang dilarang oleh pemerintah yang dapat membahayakan angkutan
  5. Tidak diperbolehkan memasukkan Uang Tunai dan perhiasan pada kiriman
  6. Dokumen / paket yang berisi barang berharga / uang tunai yang tidak dilaporkan kepada tim admin, maka barang tersebut diluar tanggung jawab Nakulle logistik.
  7. Pengiriman barang yang mudah pecah , cepat busuk, diluar tanggung jawab Nakulle Logistik
  8. Apabila terjadi claim, maka claim hanya di bayar maximum 5 kali dari ongkos kirim yang hilang
  9. Claim tidak melebihi waktu tiga hari sejak tanggal terima. 

Setelah mengetahui apa saja yang harus diperhatikan ketika menggunakan layanan ekspedisi NAKULLE, kurang lengkap rasanya jika kita tidak membahas mengenai fakta menarik terkait dua wilayah yang berhasil di hubungkan oleh NAKULLE, yakni Kota Tarakan dan Nabire.

Kota Tarakan adalah sebuah kota di Provinsi Kalimantan Utara, Indonesia dan juga merupakan kota terbesar di Kalimantan Utara. Kota ini memiliki luas wilayah 677,53 km² dan sesuai dengan data Badan Pusat Statistik 2021, kota Tarakan berpenduduk sebanyak 242.786 jiwa pada tahun 2020. Kota Tarakan terdiri dari 4 kecamatan dan 20 kelurahan. 4 kecamatan tersebut diantaranya kecamatan Tarakan Barat, Tarakan Tengah, Tarakan Barat, dan Tarakan Utara.

Berdasarkan sejarah, Tarakan melalui 5 fase penting untuk bisa menjadi seperti sekarang. Pertama adalah fase kerajaan Tidung. Kerajaan Tidung atau dikenal pula dengan nama Kerajaan Tarakan (Kalkan/Kalka) adalah kerajaan yang memerintah Suku Tidung di Kalimantan Utara, yang berkedudukan di Pulau Tarakan dan berakhir di Salimbatu.

Kedua adalah fase Dinasti Tengara, Dinasti Tengara bermulai pada tahun 1557-1916 Masehi, dinasti ini pertama kali dipimpin oleh Amiril Rasyd Gelar Datoe Radja Laoet pada tahun 1557 Masehi dan berakhir pada saat dipimpin oleh Datoe Adil pada tahun 1916, Dinasti Tengara berlokasi di kawasan Pamusian, Tarakan Tengah.

Ketiga adalah fase Hindia Belanda, Ketenangan masyarakat setempat agak terganggu ketika pada tahun 1896, sebuah perusahaan perminyakan Belanda, BPM (Bataavishe Petroleum Maatchapij) menemukan adanya sumber minyak di pulau ini.

Keempat adalah fase pendudukan Jepang, Mendapatkan ladang minyak Tarakan adalah satu tujuan awal Jepang selama Perang Pasifik. Jepang menyerang Tarakan pada tanggal 11 Januari 1942 dan mengalahkan garnisun Belanda yang kecil dalam pertempuran yang berlangsung selama 2 hari di mana separuh pasukan Belanda gugur. 

Kelima adalah fase kemerdekaan, Letak dan posisi yang strategis telah mampu menjadikanTarakan sebagai salah satu sentra industri di wilayah Provinsi Kalimantan Timur bagian utara sehingga pemerintah perlu untuk meningkatkan statusnya menjadi Kota Administratif sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 1981.

Setelah mendapatkan informasi terkait Kota Tarakan di pulau kalimantan. Dibawah ini kita selanjutnya akan membahas salah satu kota eksotik di pulau Papua, yakni Nabire.

Nabire adalah sebuah distrik sekaligus ibu kota Kabupaten Nabire, provinsi Papua, Indonesia. Distrik Nabire memiliki luas wilayah 127,00 km² dengan jumlah penduduk pada tahun 2020 sekitar 101.645 jiwa, dan kepadatan penduduk 80,35 jiwa/km². Sementara ibukota distrik Nabire, berada di kelurahan Karang Mulia. 

Pemerintahan Distrik Nabire memiliki 13 (tiga belas) kelurahan, terdiri dari 9 Kelurahan dan 10 Kampung berkategori swasembada dan 3 kampung swakarya. Dari 13 kelurahan kampung tersebut terdiri dari 32 rukun warga, 202 rukun tetangga dan 3 dusun. 

13 kelurahan dan kampung tersebut diantaranya, Kelurahan Bumi Wonerojo, Kalibobo, Morgo, Girimulyo, Karang Tumaritis, Oyehe, Karang Mulia, Nabarua, Siriwini, kampung Kali Susu, Kampung Kali Harapan, dan terakhir adalah kampung Sanoba. 

Menurut versi suku Yerisyam, Nabire berasal dari kata “Navirei” yang artinya daerah ketinggalan atau daerah yang ditinggalkan. Penyebutan Navirei muncul sebagai nama suatu tempat pada saat diadakannya pesta pendamain ganti daerah antara suku Hegure dan Yerisyam.

Pengucapan Navirei kemudian berubah menjadi Nabire yang secara resmi dipakai untuk memberi nama daerah ini oleh Bupati pertama yaitu Bapak AKBP. Drs. Surojotanojo, SH (Alm). Versi lain Suku ini bahwa Nabire berasal dari Na Wyere yang artinya daerah kehilangan. Pengertian ini berkaitan dengan terjadinya wabah penyakit yang menyerang penduduk setempat, sehingga banyak yang meninggalkan Nabire kembali ke kampungnya dan Nabire menjadi sepi lambat laun penyebutan Na Wyere menjadi Nabire.

Artikel ini resmi ditulis oleh tim marketing Nakulle.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *