Jasa Ekspedisi Tarakan Sinjai
Jasa ekapedisi tarakan sinjai telah lama memberikan manfaat besar dalam membangun perekonomian yang lebih baik di daerah yang berada di pulau dan provinsi yang berbeda ini. Meskipun memiliki jarak yang cukup jauh, NAKULLE sebagai salah satu penyedia jasa ekspedisi terbaik di rute ini terus memberikan pelayanan yang Aman, Cepat, dan tentunya dengan harga yang terjangkau.
Jasa ekspedisi tarakan sinjai yang dikelola oleh NAKULLE memiliki tim yang profesional dan berpengalaman di bidang ekspedisi. Hal ini jugalah yang membuat NAKULLE terus mampu memberikan excellent service kepada para customer di seluruh Indonesia, termasuk di kota Tarakan di pulau Kalimantan, dan Kabupaten Sinjai di pulau Sulawesi.
Jasa ekspedisi tarakan sinjai milik NAKULLE sangat mudah untuk digunakan. Para customer tidak perlu repot dan ribet untuk datang ke kantor NAKULLE. Cukup hubungi dan konsultasikan kebutuhan anda kepada tim customer service NAKULLE di nomor whatsapp / call 0852-1377-7797. Silahkan hubungi NAKULLE dan tim customer service akan memberikan pelayanan yang Ramah, sopan, dan tentunya Fast Respons untuk para customer.
Setelah mengetahui bagaimana cara menggunakan layanan ekspedisi NAKULLE, sekarang kita akan membahas secara detail terkait dua kota yang berada di pulau berbeda namun berhasil dihubungkan oleh NAKULLE sebagai jasa ekspedisi terbaik di Indonesia, apalagi kalau bukan Kota Tarakan dan Kabupaten Sinjai.
Kota Tarakan adalah sebuah kota di Provinsi Kalimantan Utara, Indonesia dan juga merupakan kota terbesar di Kalimantan Utara. Kota ini memiliki luas wilayah 677,53 km² dan sesuai dengan data Badan Pusat Statistik 2021, kota Tarakan berpenduduk sebanyak 242.786 jiwa pada tahun 2020. Kota Tarakan sendiri memiliki 4 pulau ( pulau Bunyu, pulau Tarakan, dan pulau Sadau), 4 kecamatan dan 20 kelurahan. 4 kecamatan tersebut diantaranya kecamatan Tarakan Barat, Tarakan Tengah, Tarakan Barat, dan Tarakan Utara.
Tarakan menurut cerita rakyat berasal dari bahasa Tidung “Tarak” (bertemu) dan “Ngakan” (makan) yang secara harfiah dapat diartikan “Tempat para nelayan untuk istirahat makan, bertemu serta melakukan barter hasil tangkapan dengan nelayan lain. Selain itu Tarakan juga merupakan tempat pertemuan arus muara Sungai Kayan, Sesayap dan Malinau.
Nah, setelah mengetahui fakta tentang kota Tarakan, dibawah ini selanjutnya kita akan membahas secara lengkap mengenai kabupaten Sinjai.
Kabupaten Sinjai adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Balangnipa atau Kota Sinjai yang berjarak sekitar ±220 km dari Kota Makassar. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 819,96 Km2 dan memiliki penduduk sebanyak 268.496 jiwa pada tahun 2020.
Secara geografis Kabupaten Sinjai terletak pada titik 5°2’56” – 5°21’16” Lintang Selatan dan 119°56’30” – 120°25’33” Bujur Timur. Kabupaten Sinjai terletak di bagian pantai timur Provinsi Sulawesi Selatan dan berbatasan dengan beberapa wilayah, diantaranya :
- Utara : Kabupaten Bone
- Timur : Teluk Bone
- Selatan : Kabupaten Bulukumba dan Kabupaten Bantaeng
- Barat : Kabupaten Gowa
Kabupaten Sinjai mempunyai nilai histories tersendiri, dibanding dengan kabupaten – kabupaten lain di Propinsi Sulawesi Selatan. Dulu terdiri dari beberapa kerajaan-kerajaan, seperti kerajaan yang tergabung dalam federasi Tellu Limpoe dan Kerajaan – kerajaan yang tergabung dalam federasi Pitu Limpoe.
Watak dan karakter masyarakat tercermin dari system pemerintahan demokratis dan berkedaulatan rakyat. Komunikasi politik di antara kerajaan-kerajaan dibangun melalui landasan tatanan kesopanan yakni “Sipakatau” atau salint menghormati, serta menjunjung tinggi nilai-nilai konsep “Sirui Menre’ Tessirui No’ yakni saling menarik ke atas, pantang saling menarik ke bawah, “Mallilu Sipakainge” yang bermakna bila khilaf saling mengingatkan.
Sekalipun dari ketiga kerajaan tersebut tergabung ke dalam Persekutuan Kerajaan Tellu Limpo’E namun pelaksanana roda pemerintahan tetap berjalan pada wilayahnya masing-masing tanpa ada pertentangan dan peperangan yang terjadi diantara mereka. Bila ditelusuri hubungan antara kerajaan-kerajaan yang ada di kabupaten Sinjai di masa lalu, maka nampaklah dengan jelas bahwa ia terjalin dengan erat oleh tali kekeluargaan yang dalam Bahasa Bugis disebut “SIJAI” artinya sama jahitannya.
Eksistensi dan identitas kerajaan-kerajaan yang ada di Kabupaten Sinjai di masa lalu semakin jelas dengan didirikannya Benteng pada tahun 1557. Benteng ini dikenal dengan nama Benteng Balangnipa, sebab didirikan di Balangnipa yang sekarang menjadi Ibukota Kabupaten Sinjai. Disamping itu, benteng ini pun dikenal dengan nama Benteng Tellulimpoe, karena didirikan secara bersama-sama oleh 3 (tiga) kerajaan yakni Lamatti, Bulo-bulo, dan Tondong lalu dipugar oleh Belanda melalui perang Manggarabombang.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan 1945 yakni tanggal 20 Oktober 1959 Sinjai resmi menjadi sebuah kabupaten berdasarkan Undang – Undang RI Nomor 29 Tahun 1959.
Dan pada tanggal 17 Pebruari 1960 Abdul Latief dilantik menjadi Kepala Daerah Tingkat II Sinjai yang Pertama.
Dari sisi ekonomi, kabupaten Sinjai sangat mengandalkan sisi pertanian dan pariwisata di daerah tersebut. Pertanian yang menonjol dari kabupaten Sinjai adalah lada dan coklat. Lada tumbuh hampir di semua kecamatan kecuali di kecamatan Pulau Sembilan. Luas areal tanamnya mencapai 3.249 hektare dengan jumlah produksi 2.380 per tahun. Sedangkan coklat atau kakao tumbuh hampir di semua kecamatan dengan luas area tanam 4.178 hektare dan hasil panen per tahun mencapai 2.129 ton. Sinjai mengkespor coklat-coklat ini ke Eropa.
Artikel ini resmi ditulis oleh tim marketing Nakulle.id