Jasa Ekspedisi Tarakan Toli-Toli

Jasa ekspedisi tarakan toli-toli yang dimiliki oleh NAKULLE telah mengambil hati masyarakat dan para pelaku bisnis di pulau sulawesi dan kalimantan. Hal ini dikarenakan NAKULLE mampu menjaga komitmennya untuk terus memberikan pelayanan terbaik di tengah situasi pamdemi covid 19 yang melanda Indonesia sejak awal 2020 lalu.

Jasa ekspedisi tarakan toli-toli yang dikelola oleh NAKULLE telah berkontrubusi nyata untuk menjadi solusi pengiriman yang paling direkomendasikan di Indonesia. NAKULLE memiliki tim yang profesional sehingga mampu melakukan ekspedisi logistik dan kargo dengan Cepat, Aman, dan tentunya Harga yang adil.

Jasa ekspedisi tarakan toli-toli milik NAKULLE bisa digunakan untuk mengirimkan logistik dan kargo berupa sembako, kendaraan, material industri, material bangunan, produk UKM, hasil pertanian, perkebunan, perikanan, dan masih banyak lagi sesuai dengan kebutuhan para customer di seluruh Indonesia.

Dalam artikel ini, kita juga akan membahas mengenai fakta menarik terkait dua kota yang dilayani oleh NAKULLE, yakni Kota Tarakan dan Kabupaten Toli-toli.

Kota Tarakan adalah sebuah kota di Provinsi Kalimantan Utara, Indonesia dan juga merupakan kota terbesar di Kalimantan Utara. Kota ini memiliki luas wilayah 677,53 km² dan sesuai dengan data Badan Pusat Statistik 2021, kota Tarakan berpenduduk sebanyak 242.786 jiwa pada tahun 2020.Tarakan terdiri dari tiga pulau ( Pulau Bunyu, Pulau Tarakan, dan Pulau Sadau), 4 kecamatan, dan 20 kelurahan. 4 kecamatan tersebut diantaranya kecamatan Tarakan Barat, Tarakan Tengah, Tarakan Barat, dan Tarakan Utara.

Kota Tarakan dapat dijangkau dengan 3 akses,

  • Darat

Di Tarakan ada Taxi Bandara dan Angkutan Kota atau Angkot untuk transportasi darat, Bus hanya digunakan untuk karyawan industri di daerah Juwata Laut.

  • Laut

Tarakan menyediakan pelayanan transportasi laut dengan tujuan wilayah lain di Kalimantan Utara dan Tawau, Sabah, Malaysia. Pelabuhan di Tarakan juga melayani transportasi laut ke jawa dan Sulawesi. Di Kota Tarakan terdapat 4 pelabuhan utama antara lain Pelabuhan Tengkayu I, pelabuhan Tengkayu II, Pelabuhan Malundung dan Pelabuhan Juwata Laut. Pelabuhan Tengkayu I dimanfaatkan sebagai pelabuhan untuk Speed Boat ke wilayah lain di Kalimantan Utara jaraknya dari pusat kota sekitar 1 km, Pelabuhan Tengkayu II digunakan sebagai pelabuhan bongkar muat barang jarak dari pusat kota hanya 500 m, Pelabuhan Malundung digunakan sebagai pelabuhan untuk kapal besar tujuan Jawa, Sulawesi dan Malaysia jaraknya dari pusat kota 1,5 km, serta Pelabuhan Juwata Laut yang baru saja dibangun digunakan sebagai pelabuhan Ferry jaraknya dari pusat kota adalah 10 km.

  • Udara

Transportasi udara di kota Tarakan melalui Bandar Udara Internasional Juwata, yang melayani penerbangan dari maskapai penerbangan Domestik maupun International.

Nah, setelah mendapat gambaran terkait Tarakan, sekarang kita akan membahas salah satu wilayah potensial di pulau Sulawesi, kabupaten Toli-toli.

Kabupaten Tolitoli adalah salah satu kabupaten di provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Kota Tolitoli. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 4.079,77 km² dan berpenduduk sebanyak 235.800 Jiwa (2019). Kabupaten Tolitoli sebelumnya bernama kabupaten Buol Toli-Toli, tetapi pada tahun 2000 berdasarkan UU No. 51 Tahun 1999, daerah ini dimekarkan menjadi  dua kabupaten, yaitu Kabupaten Tolitoli sebagai kabupaten induk dan Kabupaten Buol sebagai kabupaten hasil pemekaran.

Penduduk di Kabupaten tolitoli tersebar dalam 10 kecamatan, diantaranya kecamatan Baolan, Basidondo, Dako Pamean, Dampal Selatan, Dampal Utara, Dondo, Galang, Lampasio, Ogo Deide, dan tolitoli utara.

Nama Toli-toli berasal dari kata Totolu yang berarti Tiga. Maksudnya suku bangsa Toli-toli berasal dari tiga manusia kahyangan yang menjelma ke bumi masing-masing melalui Olisan Bulan (Bumbu Emas), Bumbung Lanjat (Puncak Pohon Langsat), dan Ue Saka (Sejenis Rotan). Jelmaan Olisan Bulan dikenal sebagai Tau Dei Baolan atau Tamadika Baolan yang menjelma melalui Ue Saka dikenal sebagai Tau Dei Galang atau Tamadika Dei Galang sedangkan seorang putri yang menjelma sebagai Bumbung Lanjat dikenal sebagai Tau Dei Bumbung Lanjat atau Boki Bulan.

Kemudian Totolu berubah menjadi Tontoli sebagaimana tertulis dalam Langge-Contract Tahun 1858 yang di tandatangani pihak Belanda antara Dirk Francois dan Raja Bantilan Safiuddin. Tahun 1918 berubah menjadi Toli-toli seperti dalam penulisan Korte Verklaring yang ditandatangani Raja Mohammad Ali dengan pemerintah Belanda  yang berpusat di Nalu.

Kabupaten Tolitoli berada di utara Pulau Sulawesi dan memiliki ketinggian wilayah antara 0-2500 Mdpl. Wilayah utara merupakan pesisir pantai Laut Sulawesi dan sebagian kecil disebelah barat adalah pesisir pantai Selat Makassar dengan beberapa pulau. Sementara sepanjang batas selatan berupa rangkaian pegunungan bagian dari pegunungan Bosagong yang memanjang dari barat ke timur. Beberapa puncaknya adalah Gunung Tinombala, Gunung Lante, Gunung Tongkou, Gunung Malino, dll.

Penduduk kabupaten Tolitoli terdiri dari bermacam suku bangsa, dan juga cukup beragam dalam keagamaan. Data dari Kementerian Agama tahun 2020, sekitar 87,86% (187.604 jiwa) memeluk agama Islam. Kemudian 9,28% (19.803 jiwa) memeluk agama Kristen, dimana poretestan 7,48% (15.965 jiwa) dan Katolik 1,80% (3.838 jiwa). Kemudian Hindu 1,29% (2.765 jiwa) dan beragama Budha 1,57% (3.343 jiwa).

Meskipun memiliki keberagaman dalam hal kehidupan beragama, masyarakt tolitoli sangat memperhatikan aspek toleransi dalam setiap  lini kehidupan masyarakatnya. Hal ini juga yang akhirnya membuat masyarakat di tolitoli bisa hidup damai dan rukun seperti sekarang ini.

Artikel ini resmi ditulis oleh tim marketing Nakulle.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *